Advertisement

Kekuatan Huruf Dalam Desain

Sebagai desainer tentunya paham bahwa masing-masing elemen visual memiliki potensi untuk menghadirkan kekayaan gagasan mental yang berbeda-beda nuansanya.
Akan tetapi banyak sekali desainer yang lebih terpaku kepada gambar, baik berupa ilustrasi ataupun fotografi. Sedangkan huruf sering dianggap sebagai pengganggu “keindahan” visual, terutama apabila hadir dalam bentuk teks yang panjang.

A. Huruf sebagai figure informative
Tipografi adalah hal yang secara special mempermasalahkan tentang huruf. Tipografi merupakan lingkup dan wujud dari segala perlakuan terhadap huruf sehingga huruf bisa menampilkan fungsi keterbacaan dan fungsi kesan visual. Perlakuan itu bisa berupa kegiatan membuat bentuk huruf atau berupa membuat komposisi huruf.
Huruf memiliki peran penting dalam proses komunikasi tertulis. Kepastian huruf dalam menampilkan maksud membuatnya menjadi tokoh utama dalam proses penyampaian informasi. Sebagai figur informatif, huruf sebaiknya memenuhi persyaratan teknis dari segi ketampakan (legibility), keterbacaan (readability) dan aspek aspek ergonomik lainnya. Meskipun huruf memiliki tugas utama untuk menyampaikan maksud, tetapi bentuk huruf yang dipakai juga tetap harus dapat mendukung maksud dari isi. Dengan kata lain, huruf harus bisa berperan sebagai isi sekaligus sebagai wadah.
Pada sebuah logo, huruf dapat tampil sebagai informasi nama dari produk atau perusahaan. Pada kemasan, huruf dapat tampil sebagai logo dari produk dalam bentuk brand (dan sub brand), deskripsi produk dan informasi pendukung lainya.

B. Huruf sebagai figure identitas
Untuk dapat eksis dalam lingkunganya, suatu entitas (dapat berupa produk, pelayanan, perusahaan, atau perorangan) sebaiknya memiliki identitas yang unik, yang dapat membedakanya dengan entitas lain. Dalam proses kehidupanya, suatu entitas perlu memiliki symbol identitas visual agar dapat secara lebih efisien mengkomunikasikan jati diri dan gagasan gagasan yang dikembangkanya kepada pemerhatinya. Huruf merupakan elemen simbolisasi yang banyak digunakan karena dianggap sebagai medium yang paling efektif dalam menyampaikan informasi dan identitas dari entitas yang dimaksud.

# Fungsi huruf sebagai symbol identitas : Syarat utama agar huruf dapat berfungsi sebagai symbol (pemberi tanda) adalah memiliki bentuk yang khas, sehingga mudah untuk dikenali (karena mengandung nilai perbedaan dengan yang lain) dan dapat secara tepat diasosiasikan dengan jati dirinya. Berdasarkan pemahaman ini, apabila kita menggunakan huruf yang sudah tersedia sebagai sebuah symbol, maka hal itu akan dapat mengurangi keistimewaan hubungan identik antara entitas dengan simbolnya.
# Fungsi huruf sebagai pembawa karakter identitas: Selain sebagai symbol, huruf juga berfungsi sebagai pembawa karakter. Dalam hal ini, huruf dapat menggambarkan mentalitas dari suatu entitas. Misalkan di hadapan kita ada dua buah produk coklat. Produk yang satu ditujukan untuk anak muda yang ingin merasakan pengalaman unik sensasi coklat rasa manis-pahit (seperti rasa jatuh cinta). Sedangkan produk yang kedua ditujukan untuk keluarga, dari anak sampai orang tua yang ingin mendapat manfaat gizi dan kalori serta rasa coklat bertabur kacang yang baik untuk dikonsumsi saat sarapan. Kedua produk ini tentunya memiliki gambaran mentalitas yang berbeda, yang dapat memberi inspirasi berbeda terhadap penggunaan huruf sebagai identitasnya.

C. Huruf sebagai tekstur
Apabila sejenak kita “melepas kaidah makna figure” dari huruf, maka susunan atau komposisi huruf dapat dinilai sebagai tekstur pada sebuah bidang. Pada sebuah logo kita dapat menilai keseimbangan antara figure dan latar, atau antara ruang huruf dan ruang sisa sebagai tekstur yang proporsional. Penetapan jarak antar huruf (kerning) yang proporsional atau rekonstruksi bentuk huruf agar terlihat berimbang, bisa saja dilakukan agar logo memiliki ikatan antar huruf yang kuat dan ringkas.

Perlakuan pada huruf = kemampuan desainer
Huruf yang “sekali lagi” kurang mendapat perhatiann lebih dari desainer, justru berpotensi “merusak” citra keseluruhan visual dari suatu karya desain. Masih banyak ditemukan kasus tentang sebuah desain yang menjadi “rusak” karena kekurang telitian desainer pada sisi penentuan bentuk huruf penunjang konsep, atau desain yang terlalu banyak menggunakan jenis huruf yang kurang mendukung tema, atau desain yang factor keterbacaan hurufnya lemah, padahal sangat dibutuhkan kejelasan informasinya, atau logo yang kerningnya kurang seimbang, dan banyak kasus sejenisnya. Kendali desainer terhadap detil visual bisa menjadi tolok ukur untuk menilai kemampuan umum seorang desainer.

Penutup
Dari uraian diatas bisa ditarik kesimpulan bahwasanya huruf memiliki kekuatan yang sangat besar terhadap suatu desain secara keseluruhan. Dan jika seorang desainer tidak berhati hati dalam pemilihan, penggunaan dan pengaturannya, huruf dapat berpotensi “merusak” suatu karya desain. Akan lebih baik jika desainer grafis makin memperdalam pengenalan terhadap huruf. Dengan makin mengenal bahwa huruf berperan besar dalam proses informasi, proses simbolisasi identitas dan dalam proses pembangunan karakter, mudah-mudahan akan menipiskan kebencian kita pada huruf yang juga akan meningkatkan nilai kemampuan kita sebagai desainer.

Notes:
Disadur dari: artikel topik utama majalah concept vol 01 edisi 05’05
Oleh: Eka Sofyan Rizal (desainer grafis dialogue+design)

Kekuatan Huruf Dalam DesainSocialTwist Tell-a-Friend

Related Posts :



0 comments:

Leave a Reply